Minggu, 27 Februari 2011

D. Ambient Condition dan Architectural Features


Dalam hubungannya dengan lingkungan fisik, Wrightsman & Deaux (1981) membedakan dua bentuk kualitas lingkungan yang meliputi:
1.  Ambien Condition: Kualitas fisik dari keadaan yang mengelilingi individu seperi sound, cahaya/penerangan, warna, kualitas udara, temperatur, dan kelembaban.
2. Architectural features: Yang tercakup didalamnya adalah setting-setting yang bersifat permanen. Misalnya didalam suatu ruangan, yang termasuk didalamnya antara lain konfigurasi dinding, lantai, atap, serta pengaturan perabot dan dekorasi. Dalam suatu gedung, architectural features meliputi layout tiap lantai, desain, dan perlakuan ruang dalam, dan sebagainya.
 Sumber Referensi :
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/peng_psikologi_lingkungan/bab1-pendahuluan.pdf

C. Lingkup Psikologi Lingkungan

Proshansky (1974) melihat bahwa psikologi lingkungan memberi perhatian terhadap manusia, tempat serta perilaku dan pengalaman-pengalaman manusia dalam hubungannya dengan setting fisik. Lingkungan fisik tidak hanya berarti rangsang-rangsang fisik (seperti cahaya, sound, suhu, bentuk, warna, kepadatan) pada objek-objek fisik tertentu, tetapi lebih dari itu merupakan suatu kompleksitas yang terdiri dari beberapa setting fisik dimana seseorang tinggal, berinteraksi, dan beraktivitas. Sehubungan dengan lingkungan fisik, pusat perhatian psikologi lingkungan adalah lingkungan binaan (built environment).


Ruang lingkup psikologi lingkungan lebih jauh membahas: rancangan (desain), organisasi dan pemaknaan, ataupun hal-hal yang lebih spesifik seperti ruang-ruang, bangunan-bangunan, ketetanggaan, rumah sakit dan ruang-ruangnya, perumahan, apartemen, museum, sekolah, mobil, pesawat, ruang tidur, teater, kursi, setting kota, tempat rekreasi, hutan alami, serta setting-setting lain pada lingkup yang bervariasi (Proshansky, 1974).


Sosiologi lingkungan yang muncul pada tahun 1970-an merupakan cabang ilmu yang amat dekat dengan psikologi lingkungan. Perbedaannya terletak pada unit analisisnya. Jikalau psikologi lingkungan unit analisisnya adalah manusia dan kumpulan  manusia sebagai individu, maka sosiologi lingkungan yang unit analisisnya adalah unit-unit dalam masyarakat seperti penduduk kota, pemerintah, pengunjung taman rekreasi dan sebagainya. Jenis-jenis lingkungan dalam sosiologi lingkungan yang beberapa diantaranya juga banyak digunakan dalam psikologi lingkungan adalah sebagai berikut (Sarwono, 1992):
1. Lingkungan alamiah (natural environmental) seperti: lautan, hutan, dan sebagainya.
2. Lingkungan buatan/binaan (built environment) seperti: jalan raya, perumahan, taman, rumah susun dan sebagainya.
3. Lingkungan sosial.
4. Lingkungan yang dimodifikasi.
Dua jenis lingkungan yang pertama adalah istilah yang juga lazim digunakan dalam psikologi lingkungan.


Sementara, Veitch dan Arkkelin (1995) seperti yang disebutkan menetapkan bahwa psikologi lingkungan merupakan suatu area dari pencarian yang bercabang dari sejumlah disiplin, seperti biologi, geologi, psikologi, hukum, geografi, ekonomi, sosiologi, kimia, fisika, sejarah, filsafat, beserta sub displin dan rekayasanya. Oleh karena itu, berdasarkan ruang lingkupnya, psikologi lingkungan ternyata selain membahas setting-setting yang berhubungan dengan manusia dan perilakunya, juga melibatkan disiplin ilmu yang beragam.

Sumber Referensi :




http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/peng_psikologi_lingkungan/bab1-pendahuluan.pdf

B. Definisi Psikologi Lingkungan

Heimstra & Mc Farling (dalam Prawitasari, 1989): Psikologi lingkungan adalah disiplin yang memperhatikan dan mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan lingkungan fisik.


Gifford (1987): Psikologi lingkungan sebagai suatu studi dari transaksi diantara individu dengan  setting fisiknya. Dalam transaksi tersebut individu mengubah lingkungan dan sebaliknya perilaku dan pengalaman individu diubah oleh lingkungan.


Proshansky, Ittleson & Rivlin (dalam Prawitasari, 1989): Psikologi lingkungan adalah apa yang dilakukan oleh psikolog lingkungan.


Canter & Craig (dalam Prawitasari, 1989): Psikologi lingkungan adalah area psikologi yang melakukan konjungsi dan analisis tentang transaksi dan hubungan antara pengalaman dan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan lingkungan sosiofisik. 


Emery & Tryst (dalam Soesilo, 1989) melihat bahwa hubungan antara manusia dengan lingkungannya merupakan suatu jalinan transactional interdependency atau terjadinya ketergantungan satu sama lain. Hal ini hampir sama dengan pendapat Gifford, yaitu manusia mempengaruhi lingkungannya, untuk selanjutnya lingkungan akan mempengaruhi manusia, demikian pula terjadi sebaliknya. 


Veitch & Arkkelin (1995) menjabarkan lebih jauh unsur-unsur dari pengertian psikologi lingkungan. Unsur-unsur tersebut antara lain adalah: perilaku manusia, perspektif disiplin ilmu, dan masalah teori/praktek.
1.  pada kenyataannya para ahli psikologi lingkungan ternyata tidak hanya
dibatasi pada istilah perilaku manusia dalam pengertian yang kaku. Perilaku manusia disini lebih jauh berkaitan dengan proses-proses fisiologis, psikologis, dan perilaku itu sendiri.
  • Proses-proses  fisiologis meliputi: kematian, detak jantung, respon kulit Galvanis, dan sebagainya.
  • Proses-proses psikologis meliputi: stress, perubahan sikap, kepuasan, dan sebagainya.
  • Proses-proses perilaku meliputi: egresi, kinerja, altruisme, dan sebagainya.
2. para ahli psikologi lingkungan dalam melakukan penelitiannya ternyata juga menggunakan perspektif interdisipliner, dalam pengertian ilmunya maupun interaksi dengan para ahlinya. 
  • Beberapa disiplin yang terkait adalah: meteorologi dan geofisika, fisika, kimia, arsitektur, dan biologi.
  • Para ahli yang terlibat antara lain adalah: ahli geologi, ahli fisika, ahli kimia, arsitek, ahli ekologi.
3. para peneliti psikologi lingkungan dalam penelitiannya pada umumnya secara simultan memadukan masalah-masalah praktis sehari-hari dengan formulasi dari teori-teori.


     
Dari penjabaran diatas, Vietch dan Arkkelin (1995): Psikologi lingkungan sebagai ilmu perilaku multidisiplin yang memiliki orientasi dasar dan terapan, yang memfokuskan interrelasi anatara perilaku dan pengalaman manusia sebagai individu dengan lingkungan fisik dan sosial.
 Sumber Referensi : 
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/peng_psikologi_lingkungan/bab1-pendahuluan.pdf

A. Latar Belakang Sejarah Psikologi Lingkungan

Kurt Lewin yang pertama kali memperkenalkan Field Theory atau dalam bahasa Indonesianya adalah Teori Medan ialah Kurt Lewin. Teori Medan merupakan salah satu langkah awal dari teori yang mempertimbangkan interaksi antara lingkungan dengan manusia. Beliau mengatakan bahwa tingkah laku adalah fungsi dari pribadi dan lingkungan, dengan formulasi: 


                                          TL= f(P.L)


Dimana: 
TL: Tingkah Laku
f: Fungsi
P: Pribadi
L: Lingkungan


Lewin mengajukan akan adanya kekuatan-kekuatan yang terjadi selama interaksi antara manusia dan lingkungan. Masing-masing komponen tersebut bergerak suatu kekuatan-kekuatan yang terjadi pada medan interaksi yaitu daya tarik & daya mendekat, daya tolak & daya menjauh. Interaksi tersebut terjadi pada lapangan psikologis seseorang (penghuni atau pemakai) yang pada akhirnya akan mencerminkan tingkah laku penghuni (Iskandar, 1990). Berdasarkan formulasi diatas, maka P dan L merupakan variabel bebas (IV) atau yang mempengaruhi, sementara TL merupakan variabel terikat (DV) atau yang dipengaruhi (Veitch dan Arkkelin, 1995).


Sebelum kita mengenal istilah psikologi lingkungan (environmental psychology), ada beberapa istilah lain yang mendahuluinya, yaitu:


Pada tahun 1943, Lewin memberikan istilah ekologi psikologi (psycological ecology). Kemudian Egon Brunswik dengan beberapa mahasiswanya mengajukan istilah psikologi ekologi (ecological psychology). 
Pada tahun 1947, Roger Barker & Herbert Wright memperkenalkan setting perilaku (behavioral setting) untuk suatu unit ekologi kecil yang melingkupi perilaku manusia sehari-hari.
Pada tahun 1961 dan 1966, istilah psikologi arsitektur (architectural psychology) diperkenalkan ketika diadakan konferensi pertama di Utah.
Pada akhir 1960-an, jurnal profesional pertama yang diterbitkan banyak menggunakan istilah lingkungan dan perilaku (environmental and behavior).


Baru pada tahun 1968, Harold Proshansky & William Ittleson memperkenalkan program tingkat doktoral yang pertama dalam bidang psikologi lingkungan (environmental psychology) di City University of Newyork (Gifford, 1987).


Sumber Referensi :
http://elearning.gunadarma.ac.id...psikologi_lingkunganbab1-pendahuluan.pdf/