Sabtu, 14 Mei 2011

5 Panduan Penting Membeli Obat

Dalam membeli obat bebas, pasien memang memiliki keleluasaan untuk memilih jenis obat yang dikehendaki. Namun hal itu tidak bisa dilakukan manakala pasien membutuhkan obat etikal atau yang diresepkan dokter. Pasien terpaksa menyerah kepada pilihan dokter, meski obat itu berharga mahal dan belum tentu efektif.
"Pemilihan obat hendaknya seimbang dengan hasil yang diharapkan. Kita harus memakai prinsip menimbang-nimbang apakah uang yang saya keluarkan sebanding dengan keuntungan yang diperoleh," kata Prof.Iwan Dwiprahasto, Guru Besar Farmakologi dan Terapi Universitas Gadjah Mada.
Untuk mencegah pengeluaran biaya yang tidak perlu serta penggunaan obat yang tidak rasional, Iwan memberikan beberapa tips sebelum membeli obat.
1. Perlu tidaknya membeli obat.
"Kalau hanya batuk pilek saja tentu tidak perlu (mengonsumsi) antibiotik," katanya.
2. Daya beli.
"Jika kita sakit dan membutuhkan obat, pertimbangkan kemampuan kita untuk membeli karena obat itu jenisnya banyak dan kelas harganya macam-macam. Kita harus berani bilang kepada dokter kemampuan kita berapa. Ini berkaitan dengan kepatuhan kita. Percuma membeli obat mahal tapi tidak bisa membeli sampai tuntas," katanya.
Berkaitan dengan daya beli, Iwan juga menyarankan agar pasien berani meminta pada dokter untuk meresepkan obat generik dengan manfaat yang sama dengan obat paten. "Itu hak pasien, jangan takut meminta pada dokter," cetusnya.
3. Kepatuhan dalam mengonsumsi obat sesuai intruksi dokter.
4. Obat bukan segalanya.
"Untuk sembuh obat bukan segalanya. Pasien hipertensi tidak hanya harus minum obat tapi juga mengurangi garam. Demikian juga halnya pasien diabetes, gula darahnya tidak akan terkontrol kalau hanya minum obat tapi juga harus mengatur pola makan dan berolahraga," paparnya.
5. Beritahu obat yang selama ini dikonsumsi.
"Untuk menghindari kemungkinan interaksi antara satu obat dengan obat lain dan efek samping, beritahu dokter obat apa saja yang saat ini sedang dikonsumsi sehingga dokter bisa mempertimbangkan pilihan obat yang akan diberikan," pungkas Iwan.

Sumber : Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar