Sabtu, 14 Mei 2011

Kapan "Story Telling" Itu Menyenangkan?

Membiasakan anak-anak dengan budaya membaca akan berdampak besar pada masa depannya. Untuk itu, ada beberapa cara untuk meningkatkan minat baca pada anak-anak, salah satunya melalui story telling (pembacaan cerita).
Story telling menyenangkan untuk meningkatkan minat baca pada anak karena dapat disajikan dengan berbagai treatment. Tak hanya dibacakan langsung, penyampaian cerita dapat juga disampaikan melalui aksi drama, bernyanyi, dan lain-lain.
Namun, dalam pelaksanaannya, story telling tak semudah yang dibayangkan. Terlebih, saat si pencerita harus mengajak anak-anak sebagai pendengarnya untuk berkonsentrasi.
"Terkadang anak-anak itu sulit untuk diajak berkonsentrasi. Karena itu, kita selalu memikirkan cara-cara yang menyenangkan untuk menarik perhatian mereka," kata Ketua Kelompok Buku Berjalan Binus Internasional School Simprug, Almanda Gunawan, seusai membacakan cerita untuk anak-anak di Kelurahan Grogol Selatan, Jakarta, Sabtu (14/5/2011).
Almanda menambahkan, story telling juga dapat mengedukasi anak-anak tentang pentingnya budaya membaca. Dengan pilihan strategi yang tepat, pencerita dapat menarik perhatian sehingga pesan yang disampaikan akan sesuai dengan harapan.
"Jika suasana mulai membosankan, ajak anak-anak terlibat lebih dalam. Misalnya, untuk berdialog saat drama, atau menyanyikan sebuah lagu anak-anak. Arahkan dan berikan pendampingan," ujar Almanda.
Yang terpenting adalah, sambung Almanda, lakukan story telling dengan sebuah tim. Cara itu akan membantu si pencerita ketika dituntut untuk cepat melakukan improvisasi.
"Percayalah, story telling itu menyenangkan dan akan memberikan dampak penting, terlebih jika banyak pihak melakukan hal serupa," katanya.
Sumber : JAKARTA, KOMPAS.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar