Rabu, 23 Februari 2011

10 Alasan Buruk untuk Resign


SEMUA orang berharap ingin memiliki pekerjaan impian. Kalau Anda belum menemukannya di kantor yang sekarang, pastikan Anda punya alasan tepat untuk mengundurkan diri.

Perusahaan tempat Anda bekerja masih jauh dari harapan. Anda terjebak dalam jam kerja yang tidak teratur, gaji kecil, daftar pekerjaan yang sepertinya tak kunjung habis, dan sebagainya.

Kelelahan, stres, dan rasa tidak puas mendorong Anda untuk mengambil keputusan resign alias mengundurkan diri. Namun sebelum menulis surat pengunduran diri, pastikan Anda mengajukannya bukan karena alasan buruk berikut, seperti dilansir Health24.

Masalah transportasi

Kemacetan memang menyebalkan. Namun ketika Anda sering kali menyalahkan kemacetan saat berangkat maupun pulang bekerja, coba ubah rute perjalanan atau berangkat lebih pagi dan pulang sedikit lebih malam.

Dengan begini, Anda akan merasakan perjalanan yang lebih nyaman tanpa kemacetan. Atau, sebaiknya Anda mulai berpikir untuk menggunakan alternatif moda transportasi lain yang lebih bebas hambatan ke tempat kerja.

Masalah gaji

Ketika Anda merasa gaji yang diterima terbilang kecil, mungkin saja benar. Tapi sebelum Anda tergesa-gesa menuliskan surat pengunduran diri, cek terlebih dulu pendapatan rata-rata di kantor tempat Anda bekerja.

Tanggung jawab berlebihan

Jika Anda merasa tanggung jawab yang dibebankan terlalu besar, kemungkinan karena Anda tidak pernah belajar berkata “Tidak”. Boleh jadi Anda pekerja keras, tapi jangan pernah membiarkan diri Anda diperbudak. Lihat jam kerja Anda. Jika terus-menerus lembur, berarti ada yang salah. Coba perbincangkan hal ini kepada atasan.

Masalah dengan rekan kerja

Masalah klasik, tapi agak sulit untuk ditiadakan. Bekerja dengan orang lain selama 8 jam per hari tentu berpengaruh terhadap moralitas. Terutama, jika dia terus-menerus mengganggu pekerjaan Anda, sehingga mengganggu kinerja pekerjaan lainnya. Sebaiknya, cari cara agar tidak mengganggu Anda secara personal.

Ada tawaran lebih baik

Jangan pernah meninggalkan pekerjaan ketika ada tawaran di tempat lain, tapi Anda belum mendapatkan kepastian. Jangan sampai Anda justru kehilangan keduanya.

Ingin mulai berbisnis

Pastikan Anda telah mempersiapkan bisnis dengan matang. Bayangkan, Anda telah lama menjadi guru dan tahu seluk-beluk pekerjaan tersebut. Saat Anda memutuskan berbisnis rumahan, membuka warung makan misalnya, Anda harus belajar dan berkonsultasi lebih jauh dengan mereka yang sudah berpengalaman.

Bosan

Setiap pekerjaan punya tingkat kebosanan tertentu. Itulah mengapa pekerjaan disebut “pekerjaan”, bukan hiburan. Jika Anda tiba pada kebosanan tingkat tinggi, ini tentu akan mengganggu Anda secara kejiwaan. Tapi, coba pertimbangkan sekali lagi. Mungkinkah di perusahaan baru nanti kebosanan tidak akan terulang?
Sumber : www. Okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar